GRESIK, Koran DOR - SEKITAR 500 undangan yang terdiri dari jajaran Kodim 0917, Polres, Kepala Desa, seluruh Camat, Nahdlatul Ulama, M...
GRESIK, Koran DOR - SEKITAR
500 undangan yang terdiri dari jajaran Kodim 0917, Polres, Kepala Desa, seluruh
Camat, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Muslimat, Aisyiah, LDII, MUI serta
berbagai kelompok masyarakat di Gresik, hadir di Ruang Mandala Bakti Praja,
Kamis (13/9).
Wakil Bupati Gresik Dr. Muhammad
Qosim yang hadir membuka kegiatan tersebut mengaku bangga dengan kehadiran
semua peserta. “Saya menganggap anda ini sangat perduli dengan stabilitas
kemanan dan stabilitas politik di lingkungan anda. Meski anda beragam dari
berbagai kelompok, tapi komitmen anda untuk menjaga Gresik aman dan kondusif
sangat kami banggakan”, tandasnya.
Wabup berharap, agar kedepan
masyarakat Gresik lebih waspada dalam menjaga stabilitas keamanan terutama
menjelang pemilihan umum. “Anda yang ada di wilayah terutama para Kepala Desa
agar lebih tahu situasi dan keadaan di wilayahnya. Hal ini untuk mengantisipasi
gerakan-gerakan yang ada dan anda harus lebih tahu terlebih dahulu”, katanya.
Kapolres Gresik, AKBP Wahyu S
Bintoro yang hadir dan memberikan sambutan setelah Wabup Qosim mengajak untuk
tetap waspada. Kapolres mensinyalir masih adanya eksistensi kelompok
radikal, teroris serta kelompok anti Pancasila.
“Kita semua tetap waspada dan
sama- sama mengantisipasinya. Mari bersama-sama berikan pengawasan terhadap
aktifitas kelompok-kelompok. Tiga pilar (Babinsa, Bhabinkamtibmas dan
kades/lurah) harus kompak dan bekerjasama memantau wilayahnya sampai dengan RW
dan RT”, tandasnya.
Kapolres mengajak untuk tetap dan
terus bekerjasama, tingkatkan sinergitas bersama antara Polres dan Kodim 0817
yang didukung oleh seluruh komponen masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Gresik,
dalam mengantisipasi penyebaran paham-paham radikalisme dan terorisme.
Profesor Masdar Hilmy yang juga
Rektor Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya mengingatkan bahwa Teroris saat
ini sudah bermetamorfosis. “Mereka tidak tinggal dikomunitas daerah yang sudah
dicap teroris, tapi mereka sudah ada di sekitar kita. Tidak berjenggot atau
memakai jubah atau cadar seperti yang digambarkan selama ini, tapi sama seperti
kita” tandasnya.
Untuk itu katanya, kita harus
hati-hati dan harus mengenali faham mereka yang biasanya selalu mengkafirkan
kelompok lain (takfiri). Kita harus bekerjasama bersatu untuk menolak paham
tersebut.
COMMENTS